HURU-HARA DI TAHUN BARU



Tahun Baru Masehi seolah menjadi adat untuk melakukan pesta pora. Ada yang menjadikannya sebagai ajang untuk memadu kasih di tempat sunyi (baca: pacaran), minum-minuman keras, dan joget abis sampai pagi. Bahkan untuk melakukan perayaan seperti itu, banyak Event Organizer (EO) yang menyediakan milyaran rupiah agar para penikmat hiburan terpuaskan. Padahal, banyak fakir miskin dan anak-anak terlantar yang tidak mampu untik menegakan badan karena lapar. 


Dari dewasa hinga anak-anak, banyak diantara mereka yang sering kali tertahan tidur saat malam pergantian tahun tiba. Mereka kuatkan diri agar tidak terlewatkan momen berharga yang konon akan membawa semangat baru itu. Padahal kalau menyangkut urusan shalat malam mereka tidak pernah sehebat itu.
http://happynewyearpics.co
Melihat fenomena malam pergantian tahun baru yang heboh seperti itu, mungkin angan kita teringat pada malam-malam Idul Fitri. Tanpa membenarkan tindakan-tindakan pemborosan dan kelewatan di malam-malam Idul Fitri, perayaan Tahun Baru Masehi tidak ubahnya perayaan menjelang Idul Fitri. Banyak diantara masyarakat yang melakukan pawai keliling sambil menyalakan mercon dan kembang api. Bedanya, kalau di malam Idul Fitri masih diiringi kalimat takbir dan tahmid maka di malam tahun baru hanya ada suara-suara histeris.


Yang jelas, tahun baru Masehi bukanlah hari raya umat Islam seperti halnya Idul Fitri dan Idul Adha. Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk ikut-ikutan merayakan perayaan yang tdiak jelas seperti itu. Kenapa dikatakan tidak jelas? Ya, karena dia bukan berasal dari Islam. Ingat, Islam Cuma punya 2 hari raya dalam setahun. Jadi, perayaan tahun baru Hijriyah juga sebenarnya tidak dituntunkan dalam Islam. Kalau benar dituntunkan dalam Islam, tentu Nabi shallallahu’alaihi wasallam dan para sahabatnya adalah orang yang bersemangat melakukan perayaan itu. Tapi nyatanya, tidak satupun riwayat yang menjelaskan tentang perbuatan Nabi dan para sahabatnya terkait perayaan tahu baru Hijriyah. 

Merayakan tahun baru harus ada dana yang harus dikeluarkan. Ada yang rela mengeluarkan dana hingga milyaran hanya sekedar untuk peringatan pergantian tahun. Padahal kalau ditimbang tidak ada manfaat yang bisa dipetik dri acara tersebut, baik yang menyangkut kebutuhan duniawi dan akhirat. Tidak ada istilahnya dalam syariat kecuali hanya kesia-siaan dan kemubadziran. Sehingga menghamburkan banyak harta dalam acara seperti itu adalah termasuk menyia-nyiakan harta, atau disebut juga tabdzir. Allah Subhanahu Wa Ta’ala sudah jelas melarang perbuatan itu dalam firman-Nya, “Sesungguhnya para mubadzir (pemboros) itu adalah saudara-saudara dari setan. Dan setan itu adalah makhluk yang ingkar terhadap Rabb-nya.” (Q.S .Al-Isra: 27)

Islam sebagai agama yang penuh rahmah, melarang umatnya untuk begadang tanpa manfaat dan melakukan kesia-siaan. Bagi kamu yang tidak ikut dalam perayaan tahun baru maka itulah sebuah kemenangan, sedangkan yang masih ikut-ikutan tidak ada sebuatan kecil kecuali baginya. Berfikirlah wahai kawan.


Sumber : Majalah Elfata Edisi 12 vol. 09, 2009
Previous
Next Post »

2 comments

Write comments
Adi Febrian
AUTHOR
19 December 2015 at 05:03 delete

setuju nih. banyak orang melakukan keborosan tanpa arti di malam tahun baru.

Reply
avatar
N.A.L
AUTHOR
1 January 2016 at 09:57 delete

Iya, mending uangnya digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat... :)

Reply
avatar